PENGOBATAN PATAH TULANG (FRAKTUR)
Definisi Patah Tulang (Fraktur) dari
berbagai literature, fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,
pendapat lain mengatakan fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal
yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa fraktur merupakan suatu gangguan integritas tulang yang
ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dikarenakan tekanan.
1.
Patah tulang tertutup
(patah tulang simplek). Tulang yang patah tidak tampak dari luar.
2.
Patah tulang terbuka
(patah tulang majemuk). Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang
telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang terbuka lebih
mudah terinfeksi.
3.
Patah tulang kompresi
(patah tulang karena penekanan). Merupakan akibat dari tenaga yang
menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan
melawan panjangnya tulang. Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang
belakangnya menjadi rapuh karena osteoporosis.
4.
Patah tulang karena
tergilas. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga
terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran darah ke bagian tulang yang
terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
5.
Patah tulang avulsi.
Disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat
tendon otot tersebut melekat. Paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi
bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
6.
Patah tulang
patologis. Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam
tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Tulang yang rapuh bisa mengalami
patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau bahkan tanpa cedera sama
sekali.
KALSIFIKASI FRAKTUR
Berikut ini terdapat beberapa
klasifikasi raktur sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan
luas dan garis traktur meliputi:
1) Fraktur komplit
Adalah patah atau diskontinuitas
jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis
patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh
kerteks.
2) Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas
jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai
korteks (masih ada korteks yang utuh).
Menurut Black dan Matassarin (1993)
yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi:
1) Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa
adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.
2) Fraktur terbuka yaitu fraktur yang
merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka
fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3
grade yaitu:
a) Grade I : Robekan kulit dengan
kerusakan kulit otot
b) Grade II : Seperti grade I dengan
memar kulit dan otot
c) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm
dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit.
Long (1996) membagi fraktur berdasarkan
garis patah tulang, yaitu:
1) Green Stick yaitu pada sebelah sisi
dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek
2) Transverse yaitu patah melintang
3) Longitudinal yaitu patah memanjang
4) Oblique yaitu garis patah miring
5) Spiral yaitu patah melingkar
Black dan Matassarin (1993)
mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu:
1) Tidak ada dislokasi
2) Adanya dislokasi, yang dibedakan
menjadi:
a) Disklokasi at axim yaitu membentuk
sudut
b) Dislokasi at lotus yaitu fragmen
tulang menjauh
c) Dislokasi at longitudinal yaitu
berjauhan memanjang
d) Dislokasi at lotuscum controltinicum
yaitu fragmen tulang berjauhan dan memendek.
Penyebab
Sebagian besar patah tulang merupakan
akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.Patah
tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan
tulang.
Jenis dan beratnya patah tulang
dipengaruhi oleh:
-
Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
-
Usia penderita
-
Kelenturan tulang
-
Jenis tulang.
Dengan tenaga yang sangat ringan,
tulang yang rapuh karena osteo Porosis atau tumor bisa mengalami patah
tulang
Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang
bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
1.
Fraktur akibat
peristiwa trauma. Sebagisan fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba
berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau
penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang
terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran
kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak
yang luas.
2.
Fraktur akibat
peristiwa kelelahan atau tekanan. Retak dapat terjadi pada tulang seperti
halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini
paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada
atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.
3.
Fraktur petologik
karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal
kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut
sangat rapuh.
Gejala
Nyeri biasanya merupakan gejala yang
sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin
memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan. Menyentuh daerah di
sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan
lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya. Darah
bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak)
dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.
Lewis (2006) menyampaikan manifestasi
kunik fraktur adalah sebagai berikut:
1.
Nyeri. Nyeri
dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme
otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
2.
Bengkak/edama. Edema
muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah
fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
3.
Memar/ekimosis.
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di
jaringan sekitarnya.
4.
Spame otot. Merupakan
kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur.
5.
Penurunan sensasi.
Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
6.
Gangguan fungsi.
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot.
paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7.
Mobilitas abnormal.
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya
tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.
8.
Krepitasi. Merupakan
rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan.
9.
Defirmitas.
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan
pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan
menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
10.
Shock hipouolemik.
Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.
11.
Gambaran X-ray
menentukan fraktur. Gambara ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur
KOMPLIKASI
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges (2000) antara lain:
a. Shock
b. Infeksi
c. Nekrosis divaskuler
d. Cidera vaskuler dan saraf
e. Mal union
f. Borok akibat tekanan
Diagnosa
Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan
adanya patah tulang.Kadang perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk
bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan.Jika tulang
mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.
Pengobatan
Tujuan dari pengobatan adalah untuk
menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling
berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya.
Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut
biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang biasanya kuat
dan kembali berfungsi.Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk
membatasi pergerakan. Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka
(terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan,
akan sembuh sempurna.Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh
digerakkan (imobilisasi).
LANGKAH-LANGKAH PENGOBATAN SECARA TRADISIONAL
Sterilisasi daerah fraktur
·
Langkah pertama dalam
pengobatan patah tulang adalah menenangkan penderita dari shock kemudian
dilakukan sterilisasi daerah sakit terutama bila terjadi luka dibersihkan dan
dilakukan pengobatan
Pemijatan :
·
Pemijatan dilakukan
untuk melancarkan sirkulasi darah dan merelaxsasi otot-otot yang tegang dan
melancarkan jalur meridian yang melalui sehingga mengurangi terjadinya
bendungan yang menyebabkan bengkak/lebam dan merangsang jaringan-jaringan yang
terputus/tersumbat agar bisa aktif kembali
Traksi
·
Traksi adalah penarikan
untuk membetulkan posisi tulang seperti sedia kala menata tulang-tulang yang
remuk agar tulang menyambung tepat dan lurus,
dengan tehnik khusus disertai pembalutan maka saat traksi penderita
tidak merasakan sakit
Pembidaian
- Pembidaian adalah menempatkan benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang agar tidak terjadi pergerakan daerah sakit sehingga mempercepat penyambungan
- Setiap 2-3 hari sekali dikontrol untuk memastikan posisi ketepatan sambungan juga dilakukan relaxsasi dan perangsangan agar jaringan berfungsi kembali seperti sediakala
Pemberian Herbal
·
Dengan menggunakan
ramuan herbal khusus untuk mengurangi rasa sakit , menghidupkan kembali
jaringan-jaringan yang rusak, mempercepat penyambungan tulang dan mengeraskan
tulang agar menjadi lebih kuat
Rontgen / MRI
·
Rontgen
/ MRI dilakukan untuk memastikan sambungan sudah tepat seperti sediakala
Pengobatan PATAH
TULANG
PERMATA HOLISTIC
Alamat : Permata Hijau Permai, blok BR No.1 Kaliabang Tengah,
Bekasi Utara 17125
Telp: 021-88970088
Simpati: 0812 82240274 Mentari:
0815 8877678